Tampilkan postingan dengan label Hikmah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hikmah. Tampilkan semua postingan

Senin, 06 Mei 2013

Aku Menanti Namaku Dipanggil Ke Surga


Tulisan ini ditulis oleh seorang Kontributor yang sepertinya tidak ingin disebutkan namanya, kisah berikut hanyalah sebagai penggugah jiwa yang diambil berdasarkan beberapa kenyataan. Terlepas dari itu, semoga tulisan ini dapat menjadi renungan ukhrowi bagi kita semua dan menjadikan kita lebih tunduk kepada Allah. Berikut penuturan kisah Abdullah (hamba Allah).
***
Aku tidak tahu dimana berada. Meski sekian banyak manusia berada disekelilingku, namun aku tetap merasa sendiri dan ketakutan.
Aku masih bertanya dan terus bertanya, tempat apa ini, dan buat apa semua manusia dikumpulkan.
Mungkinkah, ah aku tidak mau mengira-ngira.Rasa takutku makin menjadi-jadi, tatkala seseorang yang tidak pernah kukenal sebelumnya mendekati dan menjawab pertanyaan hatiku.
“Inilah yang disebut Padang Mahsyar,” suaranya begitu menggetarkan jiwaku.
“Bagaimana ia bisa tahu pertanyaanku,” batinku. Aku menggigil, tubuhku terasa lemas, mataku tegang mencari perlindungan dari seseorang yang kukenal. Kusaksikan langit menghitam, sesaat kemudian bersinar kemilauan.

Kisah Laron Sayang


Dimalam yang temaram, suasana sunyi mulai meringkuh. Hujan deras baru saja membasahi bumi Allah. Namun setelah beberapa waktu kemudian hujan mulai mereda. Nampak dari pojok halaman depan rumah datang berbondong-bondong laron. Mereka berterbangan, mulai menyusup melalui celah-celah saluran ventilasi udara dan masuk ke dalam rumah. Cahaya lampu ruang tengah itu, seolah menyembuhkan akan kerinduan mereka melihat peradaban gemilang setelah berada lama dalam kubangan peradaban kelam. Tak lama sesaat melihat dari dalam jendela kamar, adikku menghampiriku

Adek: “kok sedih kak????” Ada kisah yang menyedihkan ya kak dari laron?? ceritain donk kak..!”

Kakak: “ia dek, “laron”  ia hanya hidup semalam, kasian kan hidup hanya 1 malam”

Adek :”tapi kalo setiap hujan dia kan datang lagi kak”

Kakak: “iya datang lagi,  tapi bukan dengan jasad yang sama”