Senin, 06 Mei 2013

Menebar Aura Cantik with JILBAB


Di antara bunga nan bermekar
Ada bunga nan indah, Elok dipandang
Menentramkan hati kala gundah
Putiknya menebar harum semerbak
Itulah pesona cantikmu, wahai muslimah !!

Jiaah…Aura cantik. Apa sih aura itu? Aura Kasih yah? Hehe…bukan. Melirik dulu deh apa defenisinya. Aura adalah daya tarik seseorang yang terpancar pada diri seseorang. Wow…memancar dari dalam diri seseorang. Memancarkan apa yah? Cahaya. Ya cahaya yang kemilaunya menyebar di seluruh pelosok negeri.
Muslimah oh muslimah…so beautiful you are! Ya keindahan yang tiada tara, alami dan menebar kebaikan. Seperti itulah Allah menciptakan kaum hawa, penuh dengan keindahan. Kecantikannya bisa membuat trenyuh hati yang memandang. Kagum dan ingin memilikinya sebagai bidadari dunia. Siapa sih yang gak pengen cantik? Cantik itu tampil beda dan kinclong, hehe. Gak ada yang salah kalo setiap muslimah pengen cantik, karena itu memang fitrohnya.

Dulu aku pernah berpikir kalau cantik itu tampil dengan wajah yang dipoles bedak dan make up saja. Bahkan sempat berpikir cantik itu pakai busana seksi dan banyak disukai kaum adam. Ternyata semua persepsiku tentang kecantikan itu salah kaprah. Cantik dimata manusia tapi buruk dimata Allah. Sia-sia dong. Aku ngabisin banyak uang beli alat-alat make up dan baju tak menutup aurat yang mahal harganya. Eh malah membuatku tereksploitasi lifestyle berkedok tren fashion. Padahal aku termasuk tipe cewek yang gak suka dandan. Gara-gara ngikutin mode, kecebur deh di kehidupan hedonis. Tapi itu dulu, dulu sebelum ku berubah.
Yang lebih herannya temenku, namanya Sarah. Sarah gak akan keluar rumah kalau dia belum dandan dengan perfect. Walau menor ia tak peduli. Yang lebih parahnya, jadwal ke kampus bisa batal kalau baju yang disukainya hari itu belum disetrika. Pake high heels itu kudu. Tanpa high heels dunia is over. Ia berceloteh “cewek zaman sekarang kalo gak cantik, mana laku?” Heleh…kayak dagangan saja pake gak laku segala. Sebodo amat, baju mau warnanya nyambung apa gak. Kadang baju merah maron pakai jeans biru. Super duper menor tapi pede-nya kelas atas. Katanya lagi tren warna 2012.
Haduuh…aku tak mau ambil pusing. Ternyata dengan semakin anehnya style cewek abad ke-21 membuatku semakin gerah. Bukan gerah karena kepanasan lho. Tapi gerah karena semua sudah pada melenceng dari fitrohnya. Termasuk aku kala itu. Tapi keterpurukan itu segera ku akhiri. Ketika ku mengerti bahwa Islam, agama yang dianugerahkan Allah padaku telah memuliakanku sebagai muslimah. Segera ku tinggalkan predikat cewek abad ke-21. Ku kembali pada fitrohku sebagai muslimah sejati.
Cantikku ternyata ketika ku menjadikan Islam sebagai standar dalam setiap perbuatan. Termasuk dalam hal busana. Cantiknya diriku hanya akan memancar dari pakaian taqwa yang telah ditetapkan Allah. Namanya tentu sudah tak asing lagi bagi cewek. Mereka semua kenal, pakaian taqwa itu bernama jilbab. Atau kadang lebih dekat dikenal dengan hijab.
Jilbab gak sama lho dengan kerudung. Kalau mau bicara jilbab aku mesti merujuk pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah. Biar defenisi yang ku tafsirkan gak salah. Kalo defenisi salah, yaah salah dong aura cantik yang dimaksud? By the way , simaklah pembicaraanku dengan seorang akhwat shalehah, InyaAllah .
“Kak, emang jilbab itu yang mana sih?” aku dengan lugunya bertanya
”Dek, kakak ada satu ayat yang mungkin bisa menjawab tanyamu. “Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’… (QS Al-Ahzab : 59).” Itu firman Allah dek yang menyatakan kalo jilbab itu terulur ke seluruh tubuh. Sekarang adek ngerti?” Kak Salsabila menjelaskan dengan senyum manisnya.
Bener juga sih ayat diatas kata ‘ jalaabib’  merupakan bentuk jamak (plural) dari kata jilbab. Memang para mufassir berbeda pendapat mengenai arti jilbab ini. Imam Syaukani dalam Fathul Qadir, misalnya, menjelaskan beberapa penafsiran tentang jilbab. Imam Syaukani sendiri berpendapat jilbab adalah baju yang lebih besar daripada kerudung, dengan mengutip pendapat Al-Jauhari pengarang kamus Ash-Shihaah, bahwa jilbab adalah baju panjang dan longgar (milhafah). Ada yang berpendapat jilbab adalah semacam cadar (al-qinaa'), atau baju yang menutupi seluruh tubuh perempuan (ats-tsaub alladzi yasturu jami'a badan al-mar`ah). Menurut Imam Qurthubi dalam Tafsir Al-Qurthubi, dari berbagai pendapat tersebut, yang sahih adalah pendapat terakhir, yakni jilbab adalah baju yang menutupi seluruh tubuh perempuan.
Ini aku tahu karena kak Salsabila menyodorkan buku tentang jilbab lengkap dengan dalilnya. Mulai deh aku tercengang. Diam tanpa kata. Seolah kata-kata yang ingin terucap hilang semua ditelan bumi. Kenyataan itu gak bisa ku pungkiri sebab bukan manusia yang berbicara tapi Allah, Tuhan Pencipta langit dan bumi. Klepek-klepek aku dibuatnya.
“Gimana? Sepakat ya kalau jilbab itu bukan kerudung atau penutup kepala.” Kak Salsabila membuyarkan lamunanku.
“ Harus sepakat, Kak. Masa aku mau nolak perintah Allah?” aku memang tak paham agama tapi ketika ayat-ayat Allah yang dijadikan hujjah lisanku kelu.
Para mufassir saja pendapatnya hampir sama dan sepakat kalau jilbab itu baju yang nutupin seluruh tubuh muslimah.  Eits…aku gak boleh seneng dulu, selain perintah mengenakan jilbab sebagai aura cantik seorang muslimah, ternyata ada lagi. Allah juga mewajibkan kerudung sebagai penghias kemilaunya rambut muslimah. Bukan karena Allah jahat tapi ini wujud kecintaan Allah pada kita, wahai muslimah! Islam telah memuliakan dan menjaga kita sedemikian rupa. Darimana kita tahu kerudung itu wajib? Dari penggalan surat cinta-Nya, Allah SWT berfirman :"…Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya…" (QS An-Nur : 31).
Dalam ayat ini, terdapat kata khumur, yang merupakan bentuk jamak (plural) dari khimaar. Arti khimaar adalah kerudung, yaitu apa-apa yang dapat menutupi kepala (maa yughaththa bihi ar-ra`su). (Tafsir Ath-Thabari, 19/159; Ibnu Katsir, 6/46; Ibnul 'Arabi, Ahkamul Qur`an, 6/65 ).
Jelas banget kan? Ya iyalah jelas. Lha wong kita punya rujukan yang jelas yang datang dari Dzat yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bayangin geh, begitu cintanya Allah pada muslimah. Hingga detail-detail yang bisa menjaga kemuliaan dan terpancarnya kecantikan muslimah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah. Singkat kata singkat cerita begitulah seorang muslimah berbusana.
Jilbab dan khimar adalah pakaian taqwa seorang muslimah. Pakaian taqwa yang mengantarkan aku pun kamu ke syurga dan meraih keridhoan-Nya. Kok bisa gitu? Bisa dong, apa yang gak bisa jika niat kita mengenakannya ikhlas karena ingin melaksanakan perintah Allah, bukan ingin pamer atau dipandang cantik dimata manusia saja. Kecantikan yang terpancar karena keimanan, itulah kecantikan yang tak lekang oleh waktu. Hehe…begitu kata Sami Kerispatih.
Kebayang gak sih? Hehe…tak terbayangkan olehku. Sudah cantik, menebar pesona, indah dan lemah lembut. Ternyata dibalik semua itu Allah menjanjikan sebuah kebahagiaan yang tiada tara di syurga-Nya kelak. Waah…syurga, siapa sih yang gak mau masuk syurga? Katakan “AKU” hehe…begitu kata Dora The explorer.
Tak perlu berdandan ria di depan umum. Sebab cantikku hanya calon suamiku yang berhak melihatnya. Hehe…catatan kaki, bukan berarti aku pakai jilbab dan khimar yang gak dicuci seminggu. Atau gak disetrika sebulan. Tetap juga Islam memerintahkan kita untuk menjaga kebersihan. Nah, lengkap bin sempurna banget kan Islam? Tak ada yang luput darinya walau perkara sekecil apapun.
Jilbab tak hanya membuatku tampil cantik dan rapi. Tapi jilbab menjaga kehormatanku. Sungguh beruntung muslimah yang selalu membalut tubuhnya dengan jilbab dan pesona indahnya kerudung menghiasi rambutnya. Wanita shalehah pun akan Allah sematkan padanya karena keindahan akhlak dan ketaqwaannya. Shalehahnya telah membuat bidadari syurga cemburu padanya. Waah…sungguh ku ingin menjadi wanita shalehah itu agar bidadari syurga cemburu padaku. Tentunya agar syurga-Nya juga layak bagiku. Bukan hanya untukku tapi untuk seluruh muslimah sedunia.[]

By : AL KhaNza DemoLisher

Tidak ada komentar:

Posting Komentar